Gerakan Aksi Bergizi di SMK PGRI BOCOR
Gerakan Aksi Bergizi di SMK PGRI BOCOR
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menyebutkan anemia pada usia 5-14 tahun sebesar 26,8 persen dan usia 15-24 tahun sebesar 32 persen. Hal ini menunjukan bahwa 3 dari 10 anak di Indonesia mengalami anemia (diskominfo.kaltaraprov.go.id). Anemia dapat menyebabkan kondisi fisik remaja lemas dan tidak fokus dalam belajar. Anemia menurut dr Mohammad Rizal melalui https://www.herminahospitals.com/ menyebabkan penurunan imunitas, penurunan konsentrasi, penurunan prestasi belajar, penurunan kebugaran dan produktivitas. Salah satu upaya pencegahan anemia yaitu dilakukan Gerakan Aksi Bergizi pada 18 Maret 2023.
Gerakan Aksi Bergizi di SMK PGRI Bocor, Kecamatan Buluspesantren telah dilaksanakan dengan berkolaborasi dengan Puskesmas Buluspesantren I. Kegiatan ini dihadiri oleh Kapala Puskesmas Buluspesantren I, Dewi Sulistyawati S.ST, MM. Beliau menghimbau pentingnya pencegahan anemia pada remaja, hal ini dikarenakan anemia memiliki beberapa dampak yaitu menurunya fokus remaja dalam belajar serta berdampak secara tidak langsung dengan kejadian stunting karena remaja merupakan calon ibu yang akan melahirkan bayi-bayi yang diharapkan sehat jika ibu tidak mengalami anemia. Oleh karena itu dilakukan program Aksi Bergizi melalui pemberian tablet tambah darah.
Peserta gerakan aksi bergizi merupakan kelas 7A dan 7B, sejumlah 50 siswa. Sebanyak 25 remaja putri mendapatkan tablet tambah darah. Kegiatan ini juga didampingi oleh Petugas Gizi, Puji Hartono serta Bidan Desa Munfainah. Dalam gerakan aksi bergizi para siswa dianjurkan membawa bekal ke sekolah pada Sabtu pagi. Bekal yang dibawa oleh siswa akan dilihat oleh petugas. Setelah dilihat, peserta melakukan sarapan pagi bersama.
Setelah acara sarapan, petugas gizi menjelaskan bekal yang baik yang seharusnya dibawa oleh siswa yaitu gizi seimbang, serta memberikan penjelasan mengenai Triguna Makanan. Triguna Makanan yaitu satu makanan sebagai sumber energy, contohnya nasi, jagung, terigu (makanan pokok/karbohidrat), dua makanan sebagai sumber zat pembangun, contohnya lauk pauk (hewani dan nabati), ketiga makanan sebagai sumber pengatur, contohnya sayur dan buah.
Setelah acara sarapan bersama dilakukan pemberian tablet tambah darah bagi siswa perempuan. Pemberian tambah darah dilakukan untuk pencegahan anemia sehingga dapat berperan secara tidak langsung dalam pencegahan stunting. Selain itu dilakukan pengukuran tinggi badan, berat badan, tensi meteri. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui IMT atau Indeks Masa Tubuh remaja, sehingga pemenuhan gizinya dapat dilakukan dengan tepat sasaran.
Adanya Gerakan Aksi Bergizi diharapkan semua remaja bebas anemia dan stunting dapat dicegah.
Sumber :
https://diskominfo.kaltaraprov.go.id/gerakan-nasional-aksi-bergizi-tingkatkan-gizi-remaja
https://www.herminahospitals.com/id/articles/dampak-anemia-pada-anak-dan-remaja.html