Penangkapan dan Pengambilan Sampel Darah dan Ginjal Tikus terkait Leptospirosis di Desa Indrosari Kecamatan Buluspesantren
Penangkapan dan Pengambilan Sampel Darah dan Ginjal Tikus terkait Leptospirosis di Desa Indrosari Kecamatan Buluspesantren
Pada tanggal 21 Juli 2023, Pemerintahan Desa Indrosari, BTKL Jogja, Dinkes Kebumen serta perwakilan Puskesmas Buluspesantren I mengadakan kegiatan pengambilan sampel darah dan ginjal dari tikus terkait kasus leptospirosis yang telah terjadi.
Leptospirosis adalah penyakit infeksi bakteri yang disebabkan oleh bakteri genus Leptospira. Penyakit ini dapat menular ke manusia melalui air, tanah, atau makanan yang terkontaminasi dengan urin hewan yang terinfeksi, terutama tikus. Penelitian mengenai leptospirosis sangat penting untuk memahami epidemiologi dan dampaknya pada kesehatan manusia. Salah satu langkah kritis dalam penelitian ini adalah pengambilan sampel darah dan ginjal pada tikus, karena organ-organ ini merupakan tempat berkembang biak utama bakteri Leptospira. Artikel ini akan membahas metode pengambilan sampel darah dan ginjal pada tikus yang terkait dengan penelitian leptospirosis.
Pengambilan Sampel Darah pada Tikus:
Persiapan: Sebelum memulai pengambilan sampel darah, pastikan Anda telah mengumpulkan semua alat yang diperlukan, termasuk jarum suntik steril, tabung darah, kapas, alkohol, sarung tangan, dan tikus penelitian yang telah diidentifikasi.
Anestesi: Tikus perlu di-anestesi sebelum pengambilan darah dilakukan untuk mengurangi stres dan ketidaknyamanan pada hewan. Anestesi umumnya diberikan melalui inhalasi atau injeksi.
Lokasi Pengambilan Darah: Tikus memiliki beberapa tempat yang dapat digunakan untuk pengambilan darah, seperti vena caudalis, vena lateralis, atau vena retroorbitalis. Pilihlah lokasi yang sesuai berdasarkan ukuran dan jenis tikus yang digunakan dalam penelitian.
Pengambilan Sampel: Setelah tikus teranestesi, bersihkan area pengambilan darah dengan kapas yang telah dibasahi alkohol. Selanjutnya, masukkan jarum suntik ke dalam vena yang telah dipilih dan perlahan hisap darah ke dalam tabung darah.
Penanganan Darah: Setelah selesai, lepaskan jarum dari tikus dengan hati-hati dan hentikan pendarahan dengan menekan kapas di area tusukan. Jangan lupa memberikan perawatan pasca-pengambilan sampel dan pantau tikus selama pemulihan dari anestesi.
Pengambilan Sampel Ginjal pada Tikus:
Persiapan: Sama seperti pada pengambilan darah, pastikan semua alat yang diperlukan telah disiapkan. Ini termasuk pisau bedah steril, gunting bedah, pinset, kapas, alkohol, sarung tangan, dan tikus penelitian yang telah diidentifikasi.
Anestesi: Tikus juga perlu di-anestesi sebelum pengambilan sampel ginjal. Pastikan tingkat anestesi yang tepat untuk memastikan tikus tidak merasa sakit selama prosedur.
Akses ke Ginjal: Setelah tikus teranestesi, letakkan hewan dalam posisi terlentang dan bersihkan daerah sekitar ginjal dengan kapas yang telah dibasahi alkohol. Buatlah sayatan kecil pada kulit dan otot perut untuk mengakses ginjal.
Pengambilan Sampel: Setelah ginjal terlihat, gunakan pinset untuk mengeluarkan ginjal dengan hati-hati. Ambil bagian kecil dari ginjal untuk penelitian, dan pastikan untuk menangani sampel dengan sangat steril.
Penanganan Setelah Pengambilan: Setelah selesai, letakkan ginjal dalam wadah steril dan tambahkan larutan pengawet jika diperlukan. Kembali tikus ke kandang setelah pemulihan dari anestesi.
Kesimpulan:
Pengambilan sampel darah dan ginjal pada tikus merupakan langkah penting dalam penelitian mengenai leptospirosis. Dengan melakukan prosedur ini dengan hati-hati dan steril, kita dapat mengumpulkan data yang relevan untuk memahami lebih lanjut tentang penyakit ini dan cara mencegah penularannya ke manusia. Selalu ingat untuk mengikuti etika penelitian dan mengutip referensi dengan benar ketika menggunakan data dari penelitian sebelumnya. Semoga informasi ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan kesehatan masyarakat.
Berikut Dokumentasi Kegiatan di Atas