Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Jiwa di Puskesmas Buluspesantren
Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Jiwa di Puskesmas Buluspesantren
Dalam artikel dari KEBUMENKAB.GO.ID – “Bupati Kebumen Arif Sugiyanto mengatakan, angka kasus Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Kebumen masih tergolong tinggi, menempati 5 besar di Jawa Tengah dengan jumlah angka mencapai 4.000 jiwa”
Orang dengan gangguan jiwa atau ODGJ mengalami masalah kejiwaannya yang berpengaruh pada cara berpikir, berperilaku, serta emosinya yang tidak menentu. Hal tersebut menyebabkan orang dengan ODGJ tidak hidup dalam keadaan normal. Banyak orang mengalami kesalahpahaman dengan ODGJ dan tidak memperlakukan ODGJ dengan baik. Oleh karena itu perlu dilakukan penatalaksanaan dan pengelolaan terhadap ODGJ.
Pada tanggal 1 serta 2 Agustus 2022, Puskesmas Buluspesantren I telah melaksanakan penyuluhan kesehatan jiwa di ruang aula Puskesmas Buluspesantren I. Peserta yang hadir merupakan “care giver” atau pengasuh ODGJ yang ada di wilayah kerja Puskesmas Buluspesantren I yaitu sebanyak 38 peserta. Pada acara kali ini ibu kepala Puskesmas, Ibu Dewi Sulistyawati mengungkapkan perlunya kelas jiwa untuk mengetahui lebih dalam mengenai ODGJ, sehingga penatalaksananya dapat berjalan dengan tepat dan orang dengan ODGJ dapat hidup mandiri di masyarakat.
Pada kelas ini disampaikan materi mengenai penyakit Skizofrenia, serta penatalaksanaan Skizofrenia. Dalam artikel halodoc disampaikan “Skizofrenia adalah gangguan kejiwaan kronis ketika pengidapnya mengalami halusinasi, delusi, kekacauan dalam berpikir, dan perubahan sikap. Umumnya pengidap skizofrenia mengalami gejala psikosis, yaitu kesulitan membedakan antara kenyataan dengan pikiran pada diri sendiri.” Orang dengan ODGJ harus diberikan intervensi pemberian obat untuk mengurangi gangguan yang ada, melalui obat, hormone dopamin yang ada di otak dapat berkurang sehingga diharapkan orang dengan ODGJ dapat hidup normal kembali.
Penatalaksanaan ODGJ oleh care giver juga penting dilakukan agar penderita ODGJ dapat setidaknya hidup mandiri atau normal kembali. PJ kesehatan jiwa, Mas Oyi mengatakan peserta yang hadir sebanyak 38 orang merupakan care giver yang memiliki keluarga dengan ODGJ yang telah mengalami intervensi pengobatan sehingga dapat mengkonsumsi obat secara mandiri.
Kegiatan kelas jiwa ini sangat penting dan bermanfaat bagi care giver, dan orang dengan ODGJ dapat dirangkul yang nantinya dapat hidup dengan normal